merupakan cerita rakyat Indonesia tentang seorang
anak yang hanya sebesar kelingking tapi memiliki kekuatan yang besar. Oleh
karena itulah cerita rakyat dari Pulau Bangka Belitung ini di berjudul Si
kelingking. Ada banyak cerita rakyat dari seluruh nusantara yang menarik untuk
di simak. Berikut ini cerita rakyat si kelingking yang terkenal sejak
turun temurun.
Cerita
rakyat dari Bangka Belitung – Si Kelingking
Di Pulau Belitung tinggallah sepasang suami istri yang hidup
miskin dan sudah tua. Selama menikah mereka belum dikaruniai seorang anak pun.
Usia yang semakin menua menyebabkan keinginan mereka untuk memiliki anak
semakin kuat. Mereka berfikir jika saja memiliki seorang anak pastilah anak
tersebut dapat membantu mereka mengurus rumah, mencari nafkah dan merawat
mereka jika sudah tidak mampu untuk bekerja lagi. Namun sangat disayangkan
karena tidak ada seorang anak pun yang mau menjadi anak asuh mereka karena
kehidupan suami istri yang sudah tua dan miskin itu.
Sang nenek berfikir bahwa dia akan menerima anak dengan
gembira walaupun anak tersebut hanya seukuruan jari kelingking. Bagaikan do’a
yang di makbulkan Tuhan tiba-tiba saja si nenek tersebut hamil dan setelah
cukup bulan diapun melahirkan seorang bayi laki-laki. Namun, seperti yang
dikatakannya dulu bahwa anak tersebut hanya seukuran jadi kelingking orang
dewasa. Walaupun sudah diberi makan yang cukup tubuh anak tersebut tidak juga
membesar, karena memiliki tubuh yang kecil anak tersebut di beri nama si
kelingking.
Mendapat anak yang tidak seperti biasa menyebabkan kakek dan
nenek tersebut merasa malu jika ada tetangga yang tau. Mereka akhirnya sepakat
untuk membunuh anak tersebut agar tidak diketahui orang lain. Suatu hari sang
kakek membawa anaknya ke hutan dan mengatakan bahwa dia akan menebang pohon
yang besar. Si kelingking di suruh berdiri tepat di samping pohon besar itu.
Sang kakek dengan semangat lalu menebang pohon tersebut dan benar saja, pohon
itu jatuh tepat mengenai kepala si kelingking. Melihat hal itu sang kakek
merasa gembira dan pulang ke rumahnya.
Sore hari ketika sang kakek dan nenek duduk di beranda tiba-tiba
terdengar suara anak kecil terteriak-teriak sambil membawa batang kayu yang
besar. Anak kecil itu tak lain adalah si kelingking. Dia datang membawa pohon
besar tersebut. Kemudian si kakek menyuruh kelingking untuk membelah pohon itu
menjadi potongan kayu yang kecil untuk di jadikan kayu bakar. Si kelingking
tetap senang mengerjarkan pekerjaan yang diperintahkan ayahnya.
Walaupun begitu kakek dan nenek yang tidak lain adalah orang
tua si kelingking ternyata tetap tidak senang dan ingin mencoba membunuh
kelingking sekali lagi. Oleh karena itu suatu hari sang kakek mengajak
kelingking ke kali sungai yang besar. Kakek tersebut bermaksud ingin
menggulingkan batu yang besar agar menimpa kelingking. Kakek tersebut berbohong
pada anaknya bahwa batu itu akan dijadikan pondasi rumah mereka.
Si kelingking merasa senang akan memiliki rumah baru
sehingga dia mengikuti ayahnya ke sungai. Sampai di sungai kakek tersebut
memerintahkan kelingking untuk berdiri di sebelah batu besar, kemudian sang
kakek menggunakan linggis untuk menggeser batu besar itu. Si kelingking yang
tidak mengira merasa terkejut ketika batu tersebut menggelinding ke arahnya.
Setelah si kelingking terlindas oleh batu besar tersebut, sang kakek dengan
senang pulang kerumah dan memberi tahu istrinya.
Ketika sore hari alangkah terkejutnya kedua suami istri
tersebut saat mendengar suara seorang anak yang berteriak hendak di letakkan di
mana batu besar itu. Ternyata kelingking pulang sambil membawa batu besar yang
tadi telah menimpanya. Sang kakek lalu memerintahkan kelingking untuk memecah
batu tersebut menjadi kecil-kecil agar bisa di jadikan pondasi rumah mereka.
Melihat kelingking mengerjakan semua pekerjaan dengan gembira kakek dan nenek
itu merasa sangat menyesal karena telah berusaha membunuh kelingking. mereka
lalu meminta maaf kepada kelingking dan merawatnya dengan penuh kasih sayang.
Cerita
rakyat Si Kelingking dari Bangka Belitung mengisahkan seorang anak yang baik tapi disia-siakan oleh
orangtuanya. Ini merupakan sebuah pelajaran besar bagi orangtua agar dapat
menerima lalu memelihara dan mendidik anak-anaknya agar lebih baik.
Kebaikan
Dalam Cerita :
Sang anak yang mempunyai sifat baik
hati dan berbakti pada orang tuanya, di cerminkan dengan Kebaikan anak yang
tulus sehingga menyadarkan orang tuanya yang akan malu mempunyai anak seperti
kelingking. Sehingga sang orang tuanya pun sadar bahwa sang anak yang baik hati
walau di kejami oleh orang tua nya
Dalam cerita
Sore hari ketika sang kakek dan
nenek duduk di beranda tiba-tiba terdengar suara anak kecil terteriak-teriak
sambil membawa batang kayu yang besar. Anak kecil itu tak lain adalah si
kelingking. Dia datang membawa pohon besar tersebut. Kemudian si kakek menyuruh
kelingking untuk membelah pohon itu menjadi potongan kayu yang kecil untuk di
jadikan kayu bakar. Si kelingking tetap senang mengerjarkan pekerjaan yang
diperintahkan ayahnya
Keburukan Dalam Cerita :
Orang
tua yang mempunyai sifat berdarah dinggin, yang di cerminkan saat akan membunuh
anaknya sendiri tanpa rasaberdosa sedikitpun
Dalam Cerita
ayahnya
ke sungai. Sampai di sungai kakek tersebut memerintahkan kelingking untuk
berdiri di sebelah batu besar, kemudian sang kakek menggunakan linggis untuk
menggeser batu besar itu. Si kelingking yang tidak mengira merasa terkejut
ketika batu tersebut menggelinding ke arahnya. Setelah si kelingking terlindas
oleh batu besar tersebut, sang kakek dengan senang pulang kerumah dan memberi
tahu istrinya.
Daftar Pustaka
-http://www.riaumagazine.com/cerita-rakyat-dari-bangka-belitung-si-kelingking/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar